Rabu, 04 Desember 2019

Berubah

Sering kali diriku termenung akan kehidupan mereka yang dulu
Bermain bersama menikmati hari tanpa lelah dan tanpa memikirkan beban orang dewasa kebanyakan
Masa dimana kau, dirinya dan aku menghabiskan waktu tertawa bersama, menyusuri derasnya air sungai hanya untuk memuaskan rasa ingin tau tentang apa yang ada di dalam sana
Waktu seakan tak ingin berlalu begitu saja, ingin ku hentikan saja biar kau, dirinya dan aku menikmati hingga waktu mengatakan untuk berhenti
Kini, yang dulu telah berubah, menjauh dari semua yang ada dalam pikiran. Menjadi air yang terbawa arus lalu tenggelam ke lautan luas nan misterius.
Masa bermain yang indah berubah, seiring senja berselimut awan hitam yang tak memancarkan cahayanya lagi.
Dan sekarang aku hanya bisa bermain dengan masa lalu tanpa kau dan juga dirinya.

Akankah masa-masa itu terulang kembali pada masa ini?, mengingat jarak kau, dirinya dan aku tak lagi seatap. Mungkin saja terjadi, namun mungkin dengan keadaan yang berbeda dan tak semua bisa seirama pada saat itu, kau dirinya dan aku sudah tidak sekosong dahulu, kini otakku saja sudah tak bisa diajak bernegosiasi dengan keadaan, belum otak kau, dirinya disatukan, bisa-bisa masa-masa yang dulu bukan lagi tentang rasa ingin mencari tau tetapi sekedar ingin melepas satu porsi kekacauan yang ada diotak. Dan kau, dirinya dan aku tidak akan pernah bisa merasakan indahnya masa-masa itu, semua tinggal serpihan kertas putih nan indah yang berlumut, yang akan kembali terbayang-bayang di setiap kegabutan hidup kau, dirinya dan aku.

Waktu memang terkadang indah dan waktu juga akan sangat ku benci ketika waktu yang menyenangkan berlalu, berganti dengan hal-hal yang kau, dirinya dan aku tidak inginkan terjadi. Sering kali terjadi dan seharusnya terjadi, karena semuanya tak akan pernah sama, dan tak akan pernah sama, begitulah hidup kata kau dahulu sambil memetik satu persatu senar gitar yang kau jahili beserta kata-kata padi setiap sore menjelang. Lama-lama dirinya dan aku yang tak begitu memperdulikan, akhirnya tersihir juga oleh kata-kata padi, yang kau, dirinya dan aku pun belum begitu bisa menafsirkan kata-kata itu, maklum pada saat itu kau, dirinya dan aku hanya ingin terlihat lebih mengikuti aliran yang paling banyak digunakan pada masanya. 

"bersama kita lalui hari lebih berwarna, meninggalkan jejak langkah penuh makna di setiap ayunan kaki ini, kadang kita terjatuh namun dengan mudahnya bangkit kembali, menjelajah tempat yang belum kita singgahi dan menikmati waktu berlalu hingga maghrib menunjukkan untuk pulang, rasa lapar dan haus tak terasa, semua rasa lelah terbayar oleh senyum canda tawa tanpa henti, sebuah anugerah terindah pada masa itu, dan sekarang hanya tinggal kenangan indah disudut kota ini."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gabut

Jam 10:35 ku bangun tidur terus tidur lagi, esoknya kubangun pukul 9:30 sekedar mematikan alarm hp yang ku setel sebelum tidur lalu tidur ke...